Detail Berita

RAYAKAN HARI GURU NASIONAL, PESERTA UPACARA GUNAKAN PAKAIAN ADAT

Senin, 6 Desember 2021 14:29 WIB
528 |   -

“BERGERAK DENGAN HATI, PULIHKAN PENDIDIKAN”. Demikianlah tema Hari Guru Nasional Tahun 2021. Sebagaimana biasanya, setiap Tanggal 25 November adalah Hari Ulang Tahun Guru dan juga Hari Ulang Tahun Organisasi Persatuan Guru-Guru Republik Indonesia/PGRI. Perayan HUT ini dirayakan secara serentak di seluruh Indonesia tanpa kecuali. Hal yang sama juga di lembaga Pendidikan SMPK St. Aloysius Niki-Niki. Perayaan HGN dan PGRI Tahun ini berbeda dari biasanya. Kalau biasanya yang menjadi Pembina upacara adalah kepala sekolah, maka Tahun ini berbeda, yang menjadi kepala sekolah adalah Ibu pengawas sekolah binaan, yaitu, Ibu Dra. Debora Daniel,S.Pd. Pun demikian dengan kostum atau seragam, biasanya peserta upacara menggunakan seragam guru dan seragam nasional untuk peserta didik, namun kali ini seluruh peserta upacara menggunakan pakaian adat daerah Timor Tengah Selatan. Termasuk ibu Pengawas, sekaligus Pembina upacara. Beliau tampil dengan balutan motif daerah warna biru.

            Dalam kesempatan tersebut, ibu Deby, demikian beliau sering disapa, membacakan sambutan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pusat, Prof.Dr. Unifah Rosyidi,M.Pd. Sambutan setebal Empat(4) halaman tersebut memuat Tiga(3) point penting yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para guru.

Pertama: Prof. Rosyidi mengajak para guru untuk mengingat kembali sejarah perjuangan guru di awal masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dengan meminjam kata legendaris Presiden Pertama  RI, Ir. Soekarno, “JASMERAH”: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”, beliau mengajak para guru untuk menggelorakan kembali semangat awal pembentukan wadah/organisasi PGRI sebagai wadah perjuangan mempertahankan kedaulatan negara RI dan juga wadah untuk memajukan pendidikan nasional. Semoga semangat yang sama pun tetap hidup di masa perjuangan sekarang. Terlebih , semoga melalui wadah PGRI, para guru mendapatkan kesempatan untuk memperjuangkan hak-hak guru yang belum terpenuhi.

Kedua:   tentang peran guru. Prof. Rosyidi mengapresiasi peran guru. Menurutnya guru memegang peran sentral dalam memajukan pendidikan nasional. Dan yang paling fenomenal,beliau mengatakan bahwa, secanggih apa pun teknologi, teknologi tidak kan pernah menggantikan peran guru. Mengapa? Karena menurutnya, Guru adalah suri tauladan, kawan belajar, dan pemberi semangat ulung agar bara api anak didik tetap menyala untuk terus belajar meraih mimpi. Menyadari betapa pentingnya kehadiran guru, maka beliau berterimakasih kepada pemerintah daerah yang telah memprioritaskan pemberian vaksin kepada lingkungan pendidikan. Ini menunjukan bahwa pemerintah memiliki komitmen yang tinggi terhadap perkembangan pendidikan. Di sisi lain, beliau juga mengharapkan agar para guru menjadi ujung tombak, berada di garda terdepan untuk menjaga penerapan protocol kesehatan di lembaga pendidikan. Beliau tidak menginginkan agar lembaga pendidikan menjadi klaster baru dalam penyebaran Cocid-19. Karena kalau penerapan protocol kesehatan secara ketat diberlakukan, maka aktifitas KBM di sekolah mulai berjalan normal dan sekolah mulai dibuka kembali.  Dengan kembali dibukanya sekolah diharapkan dapat menekan angka learning loss dan meminimalisasi terjadinya lost generation pada peserta didik.  

Ketiga: berkaitan dengan kesejahteraan guru. Atas nama organisasi PGRI, beliau juga  menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada Bapak Presiden RI Joko Widodo, Kemenko PMK, seluruh jajaran Kemendikbudristek, KemenPan-RB, Kemenag, Kemendagri, dan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota yang responsif terhadap permasalahan guru yang selalu diperjuangkan PGRI. Penerimaan Aparatur Sipil Negara/ASN melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru di tahun 2021 ini, telah memberikan peluang dan kesempatan bagi guru honorer untuk mengikutinya. Beliau juga atas nama PGRI mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendengarkan masukan para guru melalui PGRI di pusat maupun dari berbagai daerah untuk pemberian afirmasi yang berkeadilan dan memperhatikan masa pengabdian para guru honorer yang usianya di atas 35 tahun.

            Demikian 3 point utama yang disampaikan oleh Ketua PGRI dalam sambutannya. Di akhir sambutannya, beliua sekali lagi mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh guru, pendidik, tenaga pendidikan, dan utamanya guru honorer yang selama ini tiada kenal lelah mengisi kekosongan formasi guru dengan mengajar sepenuh hati di sekolah. Karena  tanpa dedikasi mereka, dapat dibayangkan bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran apabila gurunya tidak ada.

Untuk mengisi perayaan Hari guru, kegiatan selain upacara bendera, juga diisi dengan lomba kebersihan antar kelas dan lomba bonet setelah upacara bendera. Terlihat setiap wali kelas bersama anak didiknya menghias setiap ruang kelasnya agar terlihat menarik. Kemudian pada sorenya, dilanjutkan dengan atraksi drumband di halaman sekolah oleh seluruh peserta didik anggota drumband sebagai bentuk penghormatan kepada seluruh guru dan pegawai.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini