Detail Berita

“SAHABAT PUTIH ABU”

Kamis, 24 Februari 2022 20:37 WIB
173 |   -

(Ibu Diana Maria Adriana; Guru Bahasa Indonesia di SMPK St. Aloysius Niki-Niki.Ia terkenal dengan nama pena: KRIWULITA. Ia adalah lulusan Sarjana Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia banyak menulis cerpen dan puisi serta kisah-kisah sederhana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan-tulisannya akan dipublikasikan dalam berita sekolah ini. Kiranya mengispirasi para pembaca, terutama peserta didik agar bisa mengembangkan bakat menulis).

Namanya Arista Nomleni. Kami biasa memangginya Ista. Dia teman semejaku saat duduk di kelas XI di salah satu sekolah negeri di  kotaku. Zaman aku bersekolah dulu, meja belajar kami bentuknya persegi panjang yang bisa digunakan oleh dua orang siswa.

Saat pemilihan jurusan aku mengalami galau akut, antara memilih jurusan IPS atau Bahasa. Sebenarnya aku lebih tertarik dengan Bahasa, hanya saja pilihanku jatuh pada jurusan IPS karena sahabat-sahabatku semua memilih jurusan tersebut (alasan yang konyol bukan). Jurusan  IPS identik dengan siswa/siswi bandel yang katanya tidak diterima di jurusan IPA dan Bahasa, lebih tepatnya jurusan buangan (katanya).

Setiap hari selalu ada siswa atau siswi jurusan IPS yang keluar-masuk ruang BK. Puji Tuhan, saya tidak pernah Hehe) Menciptakan kegaduhan saat guru-guru sedang rapat. Membolos karena ingin melihat padatnya Kota Niki-Niki saat hari Rabu tiba. Ketika pelajaran, izin ke toilet, padahal pergi memetik buah jambu biji di kebun sekolah dan kembali ke kelas ketika pelajaran telah usai.

Namun, dari semua kekacauan itu, satu yang dapat dibanggakan dari anak IPS. Percayalah, kami adalah putra/putri terbaik yang mewakili sekolah dalam ajang perlombaan dalam bidang olahraga, khususnya bola volly. Biasanya kami akan menjadi raja dan ratu yang dielu-elukan ketika membawa pulang piala (Hahhaha).

Dia memiliki tubuh yang jangkung, rambutnya hitam pekat dan tebal. Gaya rambutnya jabrik (style rambut yang ngehits saat itu). Ia akan menghabiskan waktunya di depan cermin hanya untuk menata rambutnya, yang katanya aset berharga dalam menunjang penampilannya.  Senyumnya menawan. Ia selalu memamerkan dereran giginya yang putih bersih.

Sejak kecil, dia sudah berangan-angan menjadi seorang tentara. Baginya cowok macho adalah cowok yang memakai seragam loreng, sepatu boots, wajahnya dicoret-coret ala Rambo dan tentu saja bisa menembak seperti penembak jitu dalam film-film Holywood.

Ia sangat terobsesi dengan dunia militer. Bahkan tas sekolahnya adalah ransel khas ala tentara muda. Sampul-sampul bukunya dipenuhi dengan coretan-coretan berbau dunia militer. Satu kata yang tak pernah luput dari buku tulisnya ada “Gegana”.

Ayahnya seorang karyawan di sekolahku, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. Letak rumahnya yang berseblahan dengan sekolah, maka rumahnya menjadi tempat kami menghabiskan jam istirahat di sana. Ayah-ibunya sangat baik, sehingga kami tidak merasa canggung setiap hari menyetor wajah kami di sana.

Sulung dari tiga bersaudara itu, memiliki hati yang begitu lembut. Ia tidak pernah marah apalagi berkata kasar kepada orang lain, sekalipun ia kesal atau marah sekalipun.

Masih tersimpan dalam memoriku waktu aku melakukan kesalahan yang cukup fatal dan ia tidak mau bertegur sapa denganku, bahkan ia memilih pindah tempat duduk.

Kala itu, salah seorang temanku (read Sepri) iseng-iseng mengerjaiku ketika kuutarakan keinginanku untuk berlajar bahasa Dawan.

Bahasa Dawan merupakan bahasa ibu masyarakat di kabubaten TTS dan sekitar sebagai alat komunikasi. Maklum aku bukan penduduk asli.

Setelah berhasil mengajariku beberapa kosakata bahasa Dawan, ia menyuruhku mempraktikannya langsung kepada Ista.

Kala itu, dia tengah asyik menggambar di tempat duduknya. Ia begitu terhanyut dalam setiap coretannya.

Aku menghampirinya dengan penuh rasa percaya diri.

“O kolo esme?” ujarku padanya ketika aku duduk tepat di sisinya.

Sontak ia menghentikan aktivitas menggambarnya. Ia menatapku dengan tatapan yang tak dapat kuartikan. Ia berlalu meninggalkanku yang kebingungan.

Sementara Sepri, memandang aku yang tengah kebingungan dengan tawa yang begitu khas. Akupun meminta penjelasannya padanya. Namun, ia mengacuhkanku dan terus tertawa sembari  memeganginya perutnya. Akhirnya, aku mendapatkan penjelasan dari salah satu temanku  tentang arti dari kalimat membuat Ista kenapa kesal dan mengacuhkanku.

Keesok harinya ketika tiba di sekolah, tak kudapati tasnya di atas meja kami. Mataku mengawasi sisi setiap ruangan, ternyata dia memilih duduk di pojok seorang diri.

Aku merasa bersalah padanya, tetapi dia tidak mau mendengarkan penjelasannku. Melihat wajahku saja sepertinya dia enggan. Sepertinya dia begitu marah padaku.

Ketika kudengar suara cemprengnya Sepri yang menggema di lorong kelas kami. Langsung kuhampiri dan meminta pertanggungjawabannya. Aku yang tidak terima dengan lulucon murahannya memita ia menjelaskan kepada Ista duduk persoalannya. Tetapi dia tidak mau, bahkan terjadi pertengkaran hebat antara kami. Kami pun tak bertegur sapa seusai pertengkaran kami.

Akhirnya hari-hari yang kulewati di sekolah terasa membosankan. Apalagi ketika berpapasan dengan dua lelaki yang kini tidak bertegur sapa denganku seperti biasanya. Mereka adalah sahabat-sahabat yang selalu membuat kami merindukan sekolah. Selalu ada cerita dan lelucun mereka mampu mengusir rasa kantuk ketika pelajaran kosong alias guru tidak masuk.

Selang satu minggu lamanya, akhirnya Ista baikan denganku. Mungkin ia menyadari bahwa itu bukan sepenuhnya kesalahanku. Ia tidak lalu duduk di pojok. Ia memutuskan menempati bangkunya yang kosong sejak ia memilih mengacuhkanku.  Sedangkan dengan Sepri, masih ada kesal yang untuknya. .

Ada pepatah “Jika kamu bersungguh-sungguh mengejar mimpimu, maka semesta akan membantumu mewujudkannya.” Ista  membuktikan kebenaran pepatah itu. Sejak lulus SMA (2009) ia mengikuti tes tentara. Dan kini ia telah menjadi seorang abdi negara yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk negara.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini